Super blue blood moon dan pukulan telak dongeng bumi datar

Feed.merdeka.com - Pada 31 Januari 2018, wilayah Indonesia menjadi salah satu lokasi pas untuk menyaksikan fenomena bulan langka yang dinamakan super blue blood moon. Selain bisa melihat bulan super berwarna kemerahan dan kebiruan, Anda juga berkesempatan melihat gerhana bulan--semua itu bisa Anda saksikan dalam 1 malam sekaligus.

Nah, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin menegaskan di akun Facebook miliknya bahwa gerhana bulan seperti yang akan terjadi pada 31 Januari nanti merupakan salah satu bukti bahwa bumi itu bulat.

Baca: Jangan lewatkan, fenomena bulan langka di Langit Indonesia

Saat gerhana bulan, ada bayangan bumi berbentuk melengkung dan jatuh pada purnama. Bayangan gelap melengkung itu, imbuhnya, mengindikasikan bulatnya bumi.

"Skematik astronomis menjelaskan kejadian gerhana bulan terjadi akibat bulan memasuki bayangan bumi. Bayangan bumi terjadi karena cahaya matahari terhalang oleh bumi," jelas Thomas.

Skematik (tidak sesuai skala) terjadinya gerhana bulan
© 2018 feed.id/NASA

Selain itu, imbuhnya, gerhana juga bisa diprakirakan dengan tepat, baik waktu dan prosesnya. "Hal itu didasarkan pada model saintifik sistem bumi-bulan-matahari. Bulan mengitari bumi. Bumi bersama bulan mengitari matahari," tulis Thomas.

Cahaya purnama, tulis Thomas lebih lanjut, disebabkan oleh pantulan cahaya matahari. Namun pada saat tertentu, bulan memasuki bayangan bumi ketika matahari-bumi-bulan dalam posisi segaris. Saat itulah terjadinya gerhana yang bisa kita amati.

Sementara itu, imbuh Thomas, para penggemar dongeng bumi datar tidak bisa menjelaskan fenomena gerhana bulan secara logis. "Karena dongeng bumi datar tidak menggunakan sains, walau mereka mengklaim melakukan kegiatan yang mereka sebut “penelitian”. Kejadian gerhana bulan adalah pukulan telak," tulis Thomas.

Baca juga: 

Nih "senjata" untuk menghadapi penggemar dongeng Bumi datar

Nih cara murah buktikan Bumi itu bulat