Mengenang Permintaan Terakhir Duo "Bali Nine" Sebelum Dieksekusi Mati

Feed - Duo terpidana mati "Bali Nine" sudah dieksekusi dini hari tadi pukul 00.18 WIB di lapangan tembak Limus Buntu, Nusakambangan. Etikanya, sebelum menemui ajal, para terpidana mati ini diberi kesempatan untuk mengutarakan permintaan terakhirnya. Hal itu yang juga dilakukan oleh duo sindikat "Bali Nine", Myuran Sukuraman dan Andrew Chan.

Myuran dan Andrew meminta jenazahnya dibawa ke kampung halaman mereka, Australia. Tak hanya itu, Myuran juga mengutarakan bahwa ia ingin melukis sebanyak-banyaknya, sementara Chan ingin pergi ke gereja. Berikut selengkapnya.

Myuran Sukumaran

via solopos.com

Menurut pernyataan dari saudara laki-lakinya, Chinthu Sukumaran, Myuran menginingkan melukis sebanyak-banyak sebelum timah panah menembus tubuhnya. Todung Mulya Lubis, selaku pengacara duo "Bali Nine" itu sempat menunjukkan hasil lukisan seorang Myuran yang bernuansa kesedihan.

Ada empat lukisan yang dibuat Myuran selama di dalam lapas, dua di antaranya bergambar potret diri Myuran, satu bergambar jantung, dan terakhir bergambar guratan darah dengan warna merah putih. Menariknya, pada lukisan yang bergambar jantung terdapat tanda tangan dua terpidana lainnya Mary Jane Fiesta Veloso dan Okwudili Oyatanz. Di balik lukisan itu, Jane menulis “Jesus always love Us Until in the Eternal Life”. Sementara Okwudili Oyatanze menulis  “God Bless Indonesia”.

Andrew Chan

via merdeka.com

Chan, yang pada saat ditangkap masih menginjak usia 21 tahun itu menginginkan pergi ke gereja bersama keluarganya pada hari-hari terakhirnya. Sebelumnya, Chan juga meminta untuk dinikahi sebelum ajal menjemput.Permintaan itu pun dikabulkan dan Chan dinikahkan bersama Senin, 27 April 2015 pukul 13.30 WIB.

Baca juga:Kisah Mirip Mary Jane: Lolos dari Hukuman Mati

Hidangan Terakhir Terpidana Mati Sebelum Dieksekusi 

Ini Usia Sindikat "Bali Nine" Ketika Tertangkap